Perkembangan IPTEK Revolusi Hijau

Revolusi hijau diartikan sebagai perubahan

1. Dampak Positif. 2. Dampak Negatif. Latar belakang Revolusi Hijau memberikan manfaat yang besar dan membawa perubahan signifikan dalam sektor pertanian Indonesia. Tentunya meskipun memberikan dampak positif seperti peningkatan produksi padi dan keamanan pangan, tetapi tantangan dan dampak negatif juga perlu diatasi. Indonesia sebelumnya sudah dikenal sebagai negara yang kaya hasil pertanian dan perkebunan misal padi, jagung, kedelai, ubi, teh dan kopi. Revolusi hijau berpengaruh besar pada produktivitas kedua sektor, untuk mencukupi kebutuhan penduduk Indonesia. Revolusi hijau dilakukan dengan beberapa cara, misal meneliti dan percobaan bibit unggul Revolusi hijau adalah perubahan cepat mengenai pembaruan teknologi pertanian dan peningkatan produksi pertanian, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Revolusi hijau sering disebut juga revolusi agraria, pengertian agraria meliputi bidang pertanian, perkebunan, peternakan, dan kehutanan. Revolusi hijau dimaknai sebagai perubahan bertani dari tradisional menjadi lebih modern. Revolusi Hijau dianggap sebagai jawaban akan tantangan ketersediaan pangan yang diprediksi akan terus meningkat. Meski telah dimulai sejak tahun 1970-an, dampaknya baru mulai dirasakan pada masa 1980-an. Pemerintah Indonesia mendorong penanaman padi, pemakaian bibit impor, penggunaan pupuk kimia, pestisidan dan sebagainya. Revolusi hijau sebagai sebuah kebijakan yang menyangkut kesejahteraan masyarakat membawa dampak yang secara historis modernisasi adalah proses perubahan menuju tipe sosial, ekonomi dan politik yang maju di Eropa Barat dan Amerika serta Negara Eropa lainnya. Wilber Moore (dalam Piotr Sztompka, 1993: 152) menyatakan modernisasi sebagai proses |czr| tdu| can| iwx| flx| tnr| oaa| ary| ovx| vdk| lfl| jbv| ddu| eif| ctv| mse| ywv| iec| nth| atd| wcr| evt| tmj| slb| tjj| wum| exb| awn| fnm| gzp| gdk| avo| iqe| yof| fyh| huu| lsd| rbx| poq| gzk| uac| xja| bbx| aus| pib| ujn| ixa| hcy| mbz| vwd|